Oke gw lanjut ceritanya ya...
Dari cerita yg sebelumnya, gw meminjam buku TOEFL dr dia. Setelah beberapa hari saya melakukan tes TOEFL, saya telah melakukan janji dengannya untuk mengembalikan buku tersebut, alhasil saya mendapatkan alamat kos-kosannya, yaitu di daerah watu mujur 1. Sekitar pukul 07.00 WIB (setelah isya') saya meluncur ke kosannya, tentu sebelumnya sudah saya BBM, akhirnya itu adalah perjumpaan kami untuk kedua kalinya (perasaan saya pun masih biasa kepada dia).
Setelah kejadian pengembalian buku itu, hubungan kami sebenarnya sangatlah biasa, hanya sekitar chit chat biasa saja, paling sekedar say hello ataupun menanyakan aktivitas terbaru dia. Masih belum ada perasaan apa-apa sih sebenarnya selama sekitar 4bln perkenalan itu.
Hmm,, kl tidak salah ingat kami mulai intens kedekatan kami pada bulan juli kemarin, iya saya ingat betul, itu adalah bulan penuh kegalauan akibat efek dari SKRIPSI saya, hehehe... Kedekatan kami mulai terlihat dari tingkat intensitifitas chat BBM yang kami lakukan, hampir tiap waktu pagi, siang, sore, malam, kami selalu chatting via BBM, bayangin aja sehari bisa ngecharge BB 3-5 kali (penting ga sih?hehe).
Melalui chatting itulah kami saling memberi tahukan segalanya tentang pribadi masing-masing. Dia mulai memberi tahukan tentang dirinya, saya nangkepnya sih dia itu anak super duper rumahan, yang semua aktifitasnya sudah diatur oleh orang tuanya, terutama mamanya.
Dia banyak mengeluh soal 'otoriter' dari mamanya tersebut, seolah-olah dia dilarang untuk 'melihat dunia' yang dikarenakan alesan yang cuma ada didalam pikiran mamanya tersebut, bayangin aja ya, semenjak SD sampai SMP dia itu cuma 'melihat dunia luar' ketika berada di sekolah saja, sisanya dia habiskan dalam 'megahnya istana orang tuanya', bahkan untuk Bimbingan Belajar (bimbel), orang tuanya mendatangkan khusus ke rumahnya, dia tidak diperbolehkan untuk pergi ke tempat bimbel tersebut, ya masih dengan alesan mamanya tadi.
Dia banyak mengeluh soal 'otoriter' dari mamanya tersebut, seolah-olah dia dilarang untuk 'melihat dunia' yang dikarenakan alesan yang cuma ada didalam pikiran mamanya tersebut, bayangin aja ya, semenjak SD sampai SMP dia itu cuma 'melihat dunia luar' ketika berada di sekolah saja, sisanya dia habiskan dalam 'megahnya istana orang tuanya', bahkan untuk Bimbingan Belajar (bimbel), orang tuanya mendatangkan khusus ke rumahnya, dia tidak diperbolehkan untuk pergi ke tempat bimbel tersebut, ya masih dengan alesan mamanya tadi.
Dia baru bisa sedikit bernafas lega untuk sedikit lebih banyak 'melihat dunia' ketika menginjak masa-masa paling indah kl kata almarhum Crisye, masa SMA. Dia bercerita, sangat senang sekali ketika memasuki masa itu, akhirnya dia bisa 'melihat lebih banyak', hal itu bermula ketika dia mulai menggeluti dunia musik, dia yang memiliki bakat bisa memainkan alat musik keyboard, menunjukkan bakatnya dengan cara ikut bergabung dengan salah satu band yang digawangi oleh teman-teman satu sekolahnya. Dalam band tersebut, dia juga membuat beberapa lagu yang pernah dinyanyikan dihadapan saya, dan saya rasa lumayan bagus lagu-lagunya.
Setelah menempuh 3 tahun masa SMA, tibalah dia untuk memasuki dunia perkuliahan, dia yang tetap masih dalam pengaruh keotoriteran orang tuanya, dipaksa untuk memasuki fakultas Kedokteran di salah satu Universitas Negeri di kota Malang. Dia pun berusaha dengan keras untuk memenuhi permintaan orang tua nya itu, belajar dan terus belajar. Namun, takdir berkata lain, dia gagal masuk faklutas tersebut, tetapi masuk fakultas lain, Fakultas Ilmu Bahasa dengan jurusan Sastra Inggris, enggak kalah bagus dan keren dari Kedokteran sih saya rasa.
Ternyata, orang tuanya masih saja belum puas dengan fakultas yang telah dia masuki, terlihat dari suruhan orang tuanya untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi ditahun berikutnya, karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya, maka dia pun mengikuti tes itu lagi, dan takdir memang tidak membawanya pada fakultas tersebut, dia tetap gagal dalam tes tersebut, bahkan sampai 2 kali. Akhirnya, orang tuanya pun tidak menyuruh lagi, mungkin karena sudah menerima takdir kali ya, hehehe.
Memang dasar dia orang yang penuh multi-talented, dalam fakultas tersebut, dia sangatlah fasih dalam penggunaan bahasa asing, dan satu bakat terpendam lainnya yang muncul dalamdirinya, yaitu memiliki suara yang indah, hal ini terbukti dengan ikut bergabungnya dia dengan Paduan Suara yang ada di Universitas tersebut. Dia memang sosok yang tidak dapat saya duga sebelumnya. Kegiatan diluar kampuspun tidak kalah sibuknya, dia mengikuti les ballet (amazing).
Segini dulu ya, ntar kelanjutannya di Part selanjutnya, harus mengulang ingatan lagi tuh cukup melelahkan ternyata, hehehe.
Segini dulu ya, ntar kelanjutannya di Part selanjutnya, harus mengulang ingatan lagi tuh cukup melelahkan ternyata, hehehe.